Proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia

KD. 3.7 menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia

Saluran Islamisasi di Indonesia

Islamisasi dapatlah diartikan sebagai cara atau jalur masuk dan penyebaran agama Islam. Adapun saluran Islamisasi di Indonesia antara lain:
1.     Saluran Perdagangan.
Kegiatan perdagangan ini berlangsung  dengan intens antara abad ke-7-16 M, yang melibatkan para pedagang dari berbagai wilayah di Asia. Penggunaan saluran Islamisasi melalui perdagangan sangat cocok dengan ajaran Islam, karena dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan antara kegiatan berdagang dengan kewajiban-kewajiban agama lainnya. Melalui saluran perdagangan Islam dapat masuk ke semua lapisan  masyarakat dari raja hingga rakyat biasa. Raja atau kaum bangsawan pada masa tersebut juga merupakan pemilik modal dalam bidang perdagangan, sehingga banyak yang memiliki kapal-kapal dagang. Prosesnya mula-mula para pedagang Islam berdagangan di pusat-pusat perdagangan dan kemudian di antaranya ada yang bertempat tinggal, baik hanya untuk sementara maupun untuk waktu yang cukup lama. Dalam perkembangannya para pedagang ini banyak kemudian yang menetap sehingga lama kelamaan menjadi sebuah perkampungan. Perkampungan ini kemudian dikenal sebagai Pekojan, perkampungan orang Islam. Status mereka secara ekonomi relatif baik, sehingga banyak menarik masyarakat di sekitarnya untuk bekerja dengan para pendatang tersebut.

2.     Saluran Perkawinan.
Banyak pedagang Muslim yang menetap tidak serta membawa keluarganya, sehingga kemudian mereka menikah dengan penduduk asli. Wanita yang akan di nikah sebelumnya telah masuk agama Islam, dengan demikian terbentuklah keluarga muslim. Jumlahnya lambat laun semakin banyak sehingga terciptalah masyarakat Islam.

3.     Saluran Tasawuf.
Tassawuf merupakan saluran Islamisasi yang di nilai para ahli merupakan saluran terpenting. Alasanya karena melalui Tasawuf memudahkan penerimaan Islam oleh masyarakat yang belum memeluk agama Islam. Guru-guru Tasawuf dengan kebajikannya tetap memelihara unsur-unsur lama dalam masyarakat dengan diwarnai oleh ajaran islam. Nilai-nilai Islam yang diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yang telah di miliki oleh orang Indonesia. Hal ini dapat di buktikan pada islamisasi di Jawa dan Sumatera khususnya. Para guru Tasawuf mampu mengemas islam dalam bahasa yang dapat dimengerti dan disarankan oleh masyarakat Indonesia, sehingga relatif tidak menimbulkan pertentangan antara Islam dengan yang sudah ada sebelumnya.

4.     Saluran Pendidikan.
Banyak mubaligh yang kemudian menyiapkan kader melalui pendidikan dengan mendirikan pesantren. Di pesantren itulah kader ulama penerus ulama disiapkan untuk mengembangkan Islam diseluruh pelosok Indonesia. Beberapa pesantren awal yang dikenal luas adalah Ampel dan Giri yang sudah muncul ketika Majapahit masih berdiri. Ampel dan Giri di kenal sebagai tempat pendidikan para mubaligh yang banyak mengislamkan wilayah Indonesia.

5.     Saluran Kesenian.
Kesenian dengan berbagai bentuknya telah dimanfaatkan para mubaligh untuk memperkenalkan ajaran Islam. Bahkan penyebaran Islam di Jawa tidak dapat dilepaskan dari tembang-tembang Jawa yang digubah oleh para wali. Demikian juga dengan gamelan dan wayang sebagai puncak kesenian Jawa, telah dimanfaatkan Sunan Kalijaga untuk berdakwah.

Faktor-Faktor yang Memudahkan Islam Berkembang di Indonesia                 

Menurut Sartono Kartodirdjo menyatakan bahwa proses islamisasi di Indonesia berjalan mudah karena kedua belah pihak yakni orang-orang Muslim yang datang dan golongan masyarakat Indonesia dapat saling menerima. Secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara simultan telah memudahkan Islam berkembang dan diterima di Indonesia.
1.  Faktor politik berkembangnya Islam bersamaan dengan terjadinya pergolakan politik kerajaan Hindu Budha. Contoh kasus tentang faktor politik adalah islamisasi di Jawa Timur. Bersamaan dengan kegoncangan politik di Majapahit menjelang keruntuhannya, Islam muncul menjadi kekuatan alternatif yang sulit ditolak masyarakat.
2.  Faktor ekonomi antara lain munculnya kekuatan para pedagang Islam pada pelabuhan-pelabuhan strategis di kepulauan Nusantara menjadi daya tarik luar biasa bagi masyarakat Indonesia. Pedagang-pedagang Muslim dapat menunjukkan sifat dan tingkah laku yang baik, dan pemahaman keagamaan yang tinggi sehingga patut untuk dicontoh dan diikuti. Ketika kemudian banyak pedagang dan bangsawan di daerah pelabuhan memeluk Islam maka masyarakat di sekitarnya kemudian mengikuti memeluk Islam.
3.   Faktor sosial dapat dijelaskan antara lain adalah penggunaan bahasa melayu oleh para Mubaligh, sehingga Islam dengan mudah dapat di pahami oleh penduduk Nusantara karena kedudukan bahasa Melayu sebagai bahasa penghubung (lingua franca). Aspek sosial lainnya adalah adanya pandangan Islam yang tidak mengenal strata, padahal sebelum kedatangan Islam masyarakat dipisahkan dalam kasta Islam dianggap sebagai nilai pembebasan dan menjunjung persamaan dalam masyarakat
4.   Faktor budaya yang ikut mendukung berkembang Islam di Indonesia yakni sebelum kedatangan Islam masyarakat Indonesia mempunyai sikap religius yang baik, sehingga kedatangan Islam yang menawarkan sebuah keyakinan bukan hal yang asing. Sikap masyarakat Indonesia yang terbuka menerima budaya asing telah memungkinkan terjadinya interaksi dengan budaya Islam, kemampuan para mubaligh menggunakan sarana budaya untuk memperkenalkan Islam menjadi saluran Islamisasi yang efektif. Syarat yang mudah untuk menjadi muslim (hanya dengan membaca syahadat) dan ritual yang sederhana merupakan daya tarik yang cepat dapat diterima masyarakat Indonesia.

Bukti-Bukti Masuknya Pengaruh Islam di Indonesia

1.     Bidang Politik/Pemerintahan
Perkembangan Islam di Indonesia mulai abad ke-13 menunjukkan intensitas yang tinggi, munculnya Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam di Indonesia telah menunjukkan bukti pengaruh Islam pada sistem kemasyarakatan secara konkrit, yang dalam konteks ini adalah sistem politik dan pemerintahan. Dipergunakan gelar Sultan untuk raja merupakan bukti adanya pengaruh Islam dalam sistem pemerintahan. Demikian juga dengan diperkenalkannya jabatan penghulu dalam struktur pemerintahan di Kraton Demak menunjukkan bahwa Islam telah mempengaruhi pola dan tatanan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
a)         Raja bergelar Sunan atau Sultan
b)        Menggunakan Hukum Islam sebagai dasar pemerintahan
c)         Sistem monarchi ( kekuasaan raja turun temurun )
d)        Keraton sebagai pusat pemerintahan , ekonomi dan pengembangan agama

2.      Bidang Sosial
Susunan masyarakat :
a)    Raja dan Bangsawan ( Umara ) memiliki peran sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan
b)    Pemuka Agama ( Ulama ) memiliki peran sebagai penasehat raja, penyebar agama, dan 
        ada juga sebagai pengembang budaya
c)    Rakyat ( Kawula / wong cilik ) merupakan rakyat atau masyarakat dari kerajaan

3.   Bidang Ekonomi
Perkembangan kegiatan pelayaran dan perdagangan mendorong tumbuhnya pelabuhan-pelabuhan baru yang berkembang menjadi pusat perekonomian :
-  kota kota di pesisir ( Aceh, Banten, Cirebon, Demak, Lasem, Gresik dll )
-  kota pedalaman ( Pajang, Mataram Islam / Surakarta / Yogjakarta )

4.   Bidang budaya
a)  Seni Bangunan
Bangunan Masjid
Bangunan tempat ibadah bagi umat Islam di Indonesia dibangun dengan keragaman bentuk bangunan. Masjid, surau, mushola, dan langgar dibangun dengan desain yang bercorak Islam, walaupun unsur lokal juga tetap dipergunakan. Ciri-ciri arsitektur masjid kuno di Indonesia antara lain :
-     Atapnya bertingkat / tumpang
-     Ada puncaknya ( mustaka )
-     Ada serambi di depan dan samping
-     Ada kolam / parit di bagian depan / samping masjid

Bangunan Masjid yang menonjol bercorak Islam, antara lain:
1.    Masjid Demak;
2.    Masjid Kudus;
3.    Masjid Banten;
4.    Masjid Raya Aceh;
5.    Masjid Kotawaringin, Kalimantan Tengah; dan
6.    Masjid Kraton Surakarta, Yogyakarta, dan Cirebon.
     
    Bangunan Makam
    Bangunan makam di Indonesia yang bercorak Islam terlihat pada beberapa bagian makam, yakni     dari batu nisan, bentuk makam, dan bangunan rumah/gedung yang ada di sekitar makam.
Bangunan makam yang bercorak Islam, antara lain:
1.    Makam Fatimah Binti Maimun di Leran Gresik;
2.    Makam Troloyo Trowulan
3.    Makam Raja Samudera Pasai;
4.    Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik;
5.    Makam-makam Sunan; dan
6.    Makam raja Gowa.

b)  Seni Rupa dan Ukir
      Menurut Soekmono pengaruh Islam pada seni rupa dan ukir tampak  pada ragam hias 
      yang ada di Masjid dan Mushola. Pada ragam hias tersebut tidak diketemukan gambar manusia 
      atau perwujudan makhluk secara utuh karena dianggap kurang sesuai dengan ajaran Islam. 
      Beberapa ragam hias yang dapat diketemukan, antara lain:
1.    Motif bunga pada Masjid Mantingan Jepara;
2.    Motif daun dan tumbuhan pada Masjid Mantingan;
3.    Motif Gunung Karang pada Masjid Sendang Duwur;
4.    Motif Kaligrafi terdapat pada Troloyo dan makam-makam Sunan; dan
5.    Motif Gunungan pada makam di Madura

c)    Seni Rupa daan aksara
        -    Seni kaligrafi
   -     Huruf dan bahasa Arab
    -    Munculnya huruf arab pegon ( tulisan arab berbahasa jawa )

d)    Seni Sastra
      -   Suluk : kitab yang berisikan ajaran-ajaran tassawuf. Contoh : Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, 
          Suluk Malang Sumirang dll.
 -   Hikayat : cerita tentang raja – raja
 -   Babad : kisah berdirinya suatu kota atau kerajaan. Contoh : Babad Mangir, Babad Demak, 
     Babad Tanah Jawi
-   Tajus Salatin ( Mahkota Raja )  : ajaran moral dan tanggung jawab seorang raja.
-   Bustanus Salatin ( Taman Raja-raja )

e) Seni Musik dan Tari
- Seni gamelan : kepandaian Makdum Ibrahim dalam memainkan boning sehingga dia disebut Sunan Bonang.
- Seni tembang : munculnya tembang – tembang yang bernafaskan islam = Ilir – ilir, Tombo ati dll
- Seni Tari : Tari Seudati = Aceh yang diiringi dengan shalawat nabi
- Seni Debus = diawali dengan bacaan ayat – ayat Al Quran

f) Seni Wayang
Banyak ahli yang berpendapat bahwa wayang kulit yang sampai sekarang masih dapat dilihat sudah dipengaruhi oleh ajaran Islam.
Tokoh Sunan Kalijaga yang dianggap paling berjasa menggubah wayang dari cerita Hindu ke cerita Islam. Bahkan dijumpai pula yang betul-betul bercorak Islam.

g) Tradisi
Beberapa tradisi yang dijadikan sarana penyebaran Islam masih dilaksanakan masyarakat hingga sekarang. Upacara itu antara lain:
            1. Grebeg Maulid di Yogyakarta (Sekaten);
            2. Dedewan dan Debus di Banten dan Cirebon;
            3. Tabut/tabuk di Bengkulu;
            4. Athan-Uthen di Aceh;
            5. Bubur Sura di Jawa,
            6. Peringatan hari kematian ( diisi Yasinan dan tahlil ).

Banyak ritual keagamaan masyarakat yang didasarkan atas ajaran tarekat, tokoh-tokoh tarekat seperti Hamsah Fansuri, Abdur Rauf Singkel, Nuruddin Ar Raniri menjadi rujukan masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan. Mereka adalah pengembang tarekat yang mendapat banyak pengikut di Sumatera.
Dalam perilaku keagamaan ajaran tasawuf dapat diterima di Indonesia karena dapat menemukan titik temu dengan kepercayaan masyarakat terdahulu, sehingga dalam perkembangan Islam di masyarakat bentuk-bentuk ritual tasawuf sangat mewarnai perilaku keagamaan masyarakat. Beberapa tarekat berkembang di Indonesia dengan baik, antara lain tarekat Qodiriyah, Naqsabandiyah, Satariyah, Rifaiyah, Qodiriyah wa Naqsabandiyah, Syadziliyah, Khalwatiyah, dan Tijaniyah. Beberapa tarekat bahkan sampai sekarang masih berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Daftar Pustaka
HAMKA. 1981. Sejarah Umat Islam IV.Jakarta: Bulan Bintang.
Harun, Yahya. 1995. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta.
Kartodirdjo, Sartono. 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Dari Emporium Sampai Imperium Jilid I. Jakarta: Gramedia.
Kartodirdjo, Sartono, Poesponegoro MD, Notosusanto, N. 1975. Sejarah Nasional Indonesia III.Jakarta: Depdiknas.
Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERAJAAN SRIWIJAYA

Pengantar Ilmu Sejarah

Pengertian diakronis dan sinkronis