Langsung ke konten utama

Kerajaan Majapahit


Sumpah Palapa
Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti Palapa. Lamun kalah ring Gurun, Pahang, Dompo, Seran, Tanjungpura, Palembang, Bali, Sunda,Tumasik samana isun amukti Palapa”.

Latar belakang

Faktor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar, antara lain sebagai berikut :
  1. Letak Majaphit secara geografis sangat strategis, yaitu di tengah-tengah wilayah Indonesia sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan Indonesia, baik secara politik maupun ekonomi.
  2. Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari  sehingga hubungan dengan dunia luar sangat mudah.
  3. Tanahnya subur dan banyak menghasilkan  bahan-bahan ekspor, khususnya hasil pertanian utamanya beras dan kacang-kacangan.
  4. Sebelum Majapahit telah adanya kerajaan-kerajaan Jawa Timur yang merintisnya, khususnya Singasari di bawah Kertanegara. Gagasan Nusantara telah diperoleh dan pelaksanaannya sebagian telah dilakukan.
  5. Munculnya tokoh-tokoh kerajaan, seperti R. Wijaya, Hayam Wuruk, dan Patih Gajah Mada yang melaksanakan gagasan Nusantara dengan "Sumpah Palapa"nya.
  6. Tidak ada lagi saingan kerajaan di Indonesia, Sriwijaya sudah makin lemah setelah serangan dari Cholamandala, sedangkan Kediri akibat siasat yang dilakukan oleh R. Wijaya.
  7. Di luar Indonesia tidak ada lagi kerajaan  besar yang dapat menjadi perintang. Kerajaan  Cholamandala di India dan dinasti Yuan di Cina terpecah-pecah setelah raja/kaisar besarnya meninggal.
 Sumber Sejarah :

Dari dalam negeri :
  1. Prasasti Butak ( proses pelarian R. Wijaya sampai pendirian K.Majapahit )
  2. Kidung Panji Wijaya Krama ( kehidupan R. Wijaya sebelum menjadi raja Majapahit )
  3. Pararaton ( kisah K Singosari sampai K Majapahit )
  4. Sutasoma karangan Mpu Tantular,
  5. Negarakretagama karangan Prapanca.
  6. Prasasti Kudadu.

Berita Cina Ying−Yai Sheng Lan

Kerajaan Hindu-Buddha yang terakhir dan terbesar di Jawa adalah Majapahit. Kerajaan ini terletak di sekitar Sungai Brantas, pada awalnya  berpusat di hutan Tarik kemudian pindah ke Desa Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara, sekitar tahun 1293 M. Dengan dibantu para bangsawan Singasari lain yang setia seperti Nambi, Lembu Sora, Ronggo Lawe, dan Kebo Anabrang, kemudian meminta bantuan kepada Arya Wiraraja, yang sebelumnya adalah pejabat Singasari.

Pada masa Raden Wijaya sempat terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh  sahabat−sahabat dekat raja yang merasa tidak puas dengan jabatannya, di antaranya oleh Lembu Sora, Nambi, dan Ranggalawe.


  1. Politik Dalam negeri              
       Pada masa Majapahit, sistem ketatanegaraan telah terstruktur dengan baik. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang kekuasaan tertinggi.           Dalam melaksanakan pemerintahan raja dibantu oleh Dewa Sapta Prabu yang  bertugas memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada raja. Anggota dewa sapta prabu adalah para sanak saudara raja. Pemerintahan terlaksana secara teratur  :
·      tingkat pusat /kota),
·      tingkat menengah (vasal),
·      tingkat desa.

Pemerintahan tingkat pusat
·      Dewan Sapta Prabu, merupakan penasihat raja yang terdiri atas kerabat keraton dengan jabatan rakryan i hino, rakryan i halu, rakryan i sirikan.
·      Dewan Pancaring Wilwatikta, merupakan lembaga pelaksana pemerintahan (lembaga eksekutif) semacam dewan menteri yang terdiri atas rakryan mahapatih, rakryan tumenggung, rakryan demung, rakryan rangga, dan rakryan kanuruhan.
·      Dewan Nayapati (lembaga yudikatif) yang mengurusi peradilan.
·      Dharmadyaksa, lembaga yang mengurusi keagamaan terdiri atas Dharmadyaksa ring Kasaiwan untuk agama Hindu dan Dharmadyaksa ring Kasogatan untuk agama Buddha.

Pemerintahan tingkat daerah
·      Di tingkat tengah terdapat pemerintah daerah yang dikepalai oleh seorang raja kecil atau bupati. Mereka dapat mengatur daerahnya secara otonom, tetapi setiap tahun berkewajiban datang ke ibu kota sebagai tanda tetap setia dan tunduk kepada pemerintah pusat Majapahit. Daerah-daerah demikian disebut mancanegara yang berarti negara (daerah) di luar daerah inti kerajaan.
·      Jadi, untuk mengikat hubungan maka setiap tahun daerah taklukan harus mengirim upeti ke Majapahit. Di samping itu juga ada petugas Majapahit  yang berkeliling ke daerah-daerah untuk melihat kedaan rakyatnya. Untuk memantau ketertiban dan keamanan dikirimlah duta nitiyasa (petugas sandi) ke seluruh  Nusantara

Pemerintahan Desa 
·      pemerintahan desa yang dikepalai oleh seorang kepala desa.
·      Pemerintahan dilakukan menurut hukum adat desa itu sendiri.
·      Struktur pemerintahan desa masih asli dan kepala desa dipilih secara demokratis.

B.  Politik Luar negeri
·      Dari peninggalan sejarah diketahui bahwa masyarakat Majapahit relatif hidup rukun, aman, dan tenteram. Majapahit menjalin hubungan baik dan bersahabat dengan negara tetangga, di antaranya dengan Syangka (Muangthai), Dharma Negara, Kalingga (Raja Putera), Singhanagari (Singapura), Campa dan Annam (Vietnam), serta Kamboja. Negara−negara sahabat ini disebut dengan Mitreka Satata.

C. Urusan keagamaan diurus oleh dharmadhyaksa, yaitu :
1.        Dharmadhyaksa ring kasiwan untuk urusan agama Hindu.
2.        Dharmadhyaksa ring kasogatan untuk urusan agama Budha.
       Disebutkan bahwa pada masa Hayam Wuruk, penganut agama Hindu Siwa dan Buddha dapat bekerjasama. Hal ini diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam Sutasoma atau Purusadashanta yang berbunyi “bhinneka tunggal ika tan  hana dharma mangrawa” yang artinya: “di antara pusparagam agama adalah kesatuan pada agama yang mendua.”
D. Kesusanteran
Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.
a)       Sastra Zaman Majapahit Awal
1.  Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.
2.    Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbunyi "Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita.
3.    Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu. Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
b)   Sastra Zaman Akhir Majapahit
1.      Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
2.      Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
3.      Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
4.      Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan  Ranggalawe.
5.      Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit.
6.      Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar.
7.      Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Bidang Hukum
1.      Majapahit di masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, telah diciptakan hukum/ perundangan-undangan Majapahit. Kitab hukum/ perundangan-undangan Majapahit ini disebut  Kutaramanawa yang termuat dalam dua piagam, yakni Piagam Bendasari (tidak bertarikh) dan Piagam Trowulan (bertarikh 1358). 
2.      Kitab Kutaramanawa terdiri atas 275 pasal, namun dalam terjemahannya hanya disajikan 272 pasal karena satu pasal rusak dan yang dua lainnya merupakan ulangan pasal yang sejenis. Kitab perundang-undangan ini meliputi hukum pidana dan perdata dan disusun dalam 20 (dua puluh ) bab.

Keruntuhan Majapahit
Faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan kerajaan Majapahit :
1.      Gajah Mada tidak melakukan kaderisasi semasa hidupnya.
2.      Tidak ada tokoh yang cakap menggantikan peran Gajah Mada dan Hayam Wuruk dalam menjalankan pemerintahan.
3.      Adanya Perang Paregreg untuk memperebutkan kekuasaan
4.      Kekuatan militer Majapahit berkurang tidak seimbang dengan luasnya wilayah kekuasaan.
5.   Mulai berkembangnya Islam sebagai kekuatan politik

Rangkuman berbagai sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengantar Ilmu Sejarah

Pengertian Sejarah Presiden RI I Ir. Soekarno berkata “ Jasmerah “ Jangan sekali – kali melupakan sejarah Juga ada istilah “history make man wise “ artinya sejarah membuat manusia menjadi bijak. Sejarah memiliki 3 dimensi waktu yaitu waktu lampau ( the past, waktu yang telah kita lalui ), waktu kini ( the present, waktu yang sekarang kita jalani ) dan waktu yang akan datang ( the future, waktu yang belum dan pasti akan kita datangi ). Ketiga dimensi waktu itu akan menentukan kehidupan manusia, manusia yang hidup pada masa kini ( sekarang ) tentu karena dia pernah hidup pada masa kemarin dan dari masa kini maka manusia akan menentukan bagaimana kehidupan masa yang akan datangnya. Tujuan pembelajaran sejarah di sekolah adalah a.        Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep waktu dan tempat/ruang dalam rangka memahami perubahan dan keberlanjutan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di Indonesia. b.       Mengembangkan kemampuan berpikir his

Pengertian diakronis dan sinkronis

Pengertian diakronis dan sinkronis Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ).  Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.  Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Cara berfikir kronologis diakronis dalam mempelajari sejarah Kronologi Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah Sejarah itu diakronis maksudnya me­manjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan

ISLAM DAN JARINGAN PERDAGANGAN ANTARPULAU

KD. 3.7 menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia Kedatangan Islam di Indonesia Berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia (dikaitkan  tentang waktu dan tempat asalnya ) antara lain : 1.     Teori Gujarat Pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada di jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M).  Menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung yang menyebarkan Islam ke Indonesia, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendukung pendapat J. Pijnapel antara lain : C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta. Menurut