Peristiwa Tiga Kota

Peristiwa Tiga Daerah : Euforia Kemerdekaan Yang Kebablasan

Setelah merdeka, negeri kita dilanda berbagai pemberontakan. Salah satu wilayah yang pertama kali memberontak adalah Tegal, Brebes dan Pemalang yang dikenal sebagai “Peristiwa Tiga Daerah” (Oktober-November 1945).  Anehnya, pemberontakan ini sering tidak disebut-sebut dalam buku sejarah, apalagi dalam pelajaran sejarah di sekolah. Padahal untuk meredam gejolak tsb, Presiden Sukarno, Ibu Fatmawati, Bung Hatta dan tokoh-tokoh penting lain menyempatkan diri untuk datang ke Tegal. (Boleh jadi Tegal merupakan daerah yg pertama kali dikunjungi oleh Sukarno setelah beliau menjadi presiden).

Peristiwa Tiga Daerah semula merupakan wujud kekesalan orang-orang Tegal terhadap pejabat-pejabat yang membantu Jepang melakukan penindasan terhadap mereka. Setelah Jepang pergi rakyat kemudian menghakimi pejabat-pejabat, dari bupati sampai lurah yang dianggap sebagai pembantu penjajah. Pejabat tersebut diarak secara hina istilahnya “didombret”. Sayang, Gerakan Tiga Daerah kemudian berubah menjadi pemberontakan terhadap pemerintah RI, karena ditunggapi oleh kelompok yang terindikasi beraliran komunis. Peristiwa Tiga Daerah merupakan euforia kemerdekaan yang kebablasan. Anton E. Lucas, sejarawan asal Australia, menyebutnya “Revolusi dalam Revolusi”.

Salah satu korban “dombret” adalah RA Kardinah, adik kandung RA Kartini. Tanggal 4 November 1945 pasti tak akan dilupakan oleh RA Kadinah. Hari itu gerakan massa Tiga Daerah pimpinan Kutil menyerbu kota Tegal. Mereka menangkap dan membunuh pejabat-pejabat penting. Bupati Tegal R.S. Sunaryo nyaris menjadi salah satu korbannya kalau tidak diselamatkan oleh pemuda. Sayang, R.A. Kardinah dan beberapa keluarga bupati lain terjebak di rumahnya sendiri (rumah beliau sekarang menjadi gedung Dedy Jaya Plaza Tegal yang kini diambil alih oleh Toserba Jogja). Kardinah dan keluarganya ditangkap kawanan Kutil, dipaksa berpakaian sarung karung goni, diarak keliling kota sehingga menjadi tontonan dan bahan tertawaan massa pemberontak.

Dalam buku sejarah (terutama buku ajar sekolah), pemberontakan yang pertama kali meletus terhadap Republik Indonesia adalah DI/TII dan PKI Madiun. Padahal Peristiwa Tiga Daerah terjadi hanya beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan. Itulah sebabnya peristiwa tersebut membuat nama Tegal terkenal di kalangan pemimpin-pemimpin top Indonesia. Pada tanggal 25/12/1945, Presiden Sukarno (bersama Ibu Fatmawati), wapres Bung Hatta, Jendral Sudirman, Perdana Mentri Sutan Syahrir dan  Mendagri tiba di stasiun kereta api Tegal. Ratusan ribu warga Tegal memadati lapangan Slerok, berdiri berdesak-desakan sampai menjelang maghrib, untuk melihat dari dekat pemimpin-pemimpin yang mereka cintai. Dalam pidatonya Bung Karno bertanya, “Apakah kalian akan mendirikan negara Tegal ?” yang dijawab serentak : Tidaaaaak !



Sumber tulisan : Achmad. 1986. Tegal Berjuang. Markas Cab. Legiun Veteran RI Kab/Kodya Tegal. 133 hal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERAJAAN SRIWIJAYA

Pengantar Ilmu Sejarah

Pengertian diakronis dan sinkronis